You know all the things I've said
You know all the things that we have done
And things I gave to you
There's a chance for me to say
How precious you are in my life
And you know that it's true
To be with you is all that I need
'Cause with you
My life seems brighter and these
are all the things
I wanna say...
I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you
You're the reason why I stay
You're the one who cannot believe
Our Love will never end
Is it only in my dream?
You're the one who cannot see this
How could you be so blind?
To be with you is all that I need
'Cause with you
My life seems brighter and these
are all the things
I wanna say...
I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you
I wanna get
I wanna get
I wanna get myself close to you
I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you
I wanna get
I wanna get
I wanna get myself close to you
I wanna get myself close to you.
Senin, 29 September 2014
Ku Sadar
Awalnya
Aku memang akan selalu
Mengharapkanmu..mencintaimu..dan selalu bersamamu
Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu
Waktu berjalan
Dan aku bodoh menemui hal yang tak harus kupedulikan
Aku meninggalkanmu
Demi sesuatu yang sesungguhnya sia-sia
Yang sesungguhnya hampa
Yang sesungguhnya hanya omong kosong
Ada rasa yang hilang
Selalu......
Rasa itu, setiap saat menyergapku
Walaupun aku bahagia bersama yang lain
Sekarang aku hanya berharap
Berharap kembali
Seperti semula
Kita berdua
Andai saja bisa kembali
Andai....
Kupikir itu hanya anganku saja
Aku tahu, aku akan menyesal
Aku tahu tanpamu aku akan hampa
Aku tahu tanpamu aku akan tak berdaya
Aku hanya berharap, kita kan kembali seperti sedia kala
Maaf, aku terlalu bodoh
Writer: Lely Choir
Aku memang akan selalu
Mengharapkanmu..mencintaimu..dan selalu bersamamu
Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu
Waktu berjalan
Dan aku bodoh menemui hal yang tak harus kupedulikan
Aku meninggalkanmu
Demi sesuatu yang sesungguhnya sia-sia
Yang sesungguhnya hampa
Yang sesungguhnya hanya omong kosong
Ada rasa yang hilang
Selalu......
Rasa itu, setiap saat menyergapku
Walaupun aku bahagia bersama yang lain
Sekarang aku hanya berharap
Berharap kembali
Seperti semula
Kita berdua
Andai saja bisa kembali
Andai....
Kupikir itu hanya anganku saja
Aku tahu, aku akan menyesal
Aku tahu tanpamu aku akan hampa
Aku tahu tanpamu aku akan tak berdaya
Aku hanya berharap, kita kan kembali seperti sedia kala
Maaf, aku terlalu bodoh
Writer: Lely Choir
Sabtu, 27 September 2014
Random sketch
Love is hard right! like Hazel say that "Sometime people don't understand the promises they're making when they make them"
I really hurt when someone that i love so much broke our promises like broke a mirror
I feel love ruining my life, but i'm thinking, i won't give up to search my true love
Ya....true love
Random fashion, i like make some sketch about fashion, but i don't have any skill and good fashion on it. I just make it in my sketch app
I love rose so much, i sketch rose when i'm fell happy, sad, angry, and also when i'm in love
I think rose give me special energy to make me still happy, still calm
I wanna be like roses, it look so beutiful, have a good smell, but they can protect by them self.. the thorn just for protection, not mean to hurting
Like princess elsa "LET IT GOOOOOOO"
Random sketch 2
When i'm sad, for everything bad you do to me
Selasa, 16 September 2014
DAUN MAJEMUK BIOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG LELY CHOIRUNNISA'
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Daun merupakan salah
satu bagian terpenting yang dimiliki oleh tumbuhan. Struktur yang dimiliki oleh
daun juga bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda pula. Biologi mengenal
istilah daun tunggal dan daun majemuk.
Dewi
Rosanti dalam bukunya, Morfologi Tumbuhan (2013:37) menyatakan bahwa daun
majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, di mana dalam setiap satu
tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun. Allah SWT
berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 99 yang artinya : “Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur…”
Penjelasan dari Surah
Al-An’am tersebut yaitu Allah telah menciptakan tumbuhan yang memiliki jenis
bermacam-macam di bumi ini. Pada tumbuhan terdapat daun-daun yang sebagian
besar berwarna hijau. Daun yang tumbuh memiliki bentuk dan struktur yang tidak
sama antara satu dengan yang lainnya.
Struktur daun yang
berbeda-beda telah dikelompokkan oleh para ilmuan. Pengelompokan tersebut
bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajarinya. Berdasarkan uraian sebelumnya,
maka dalam makalah ini akan dibahas tentang “Daun Majemuk”.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa
yang disebut dengan daun majemuk?
2. Bagaimana
ciri-ciri daun majemuk?
3. Apa
saja macam daun majemuk?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian dari daun majemuk.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri daun majemuk.
3. Untuk
mengetahui macam-macam daun majemuk.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah
pengetahuan mahasiswa tentang daun majemuk.
2. Sebagai
pembelajaran dalam mata kuliah struktur perkembangan tumbuhan 1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Daun Majemuk
(Folium Compositum)
Daun merupakan
bagian pokok yang dimiliki oleh tumbuhan. Jika diperhatikan, daun pada
berbagai jenis tumbuhan akan terlihat (Tjitrosoepomo, 2009:49) :
·
Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian
daun saja. Daun yang demikian dinamakan daun tunggal (folium simplex).
·
Tangkainya bercabang-cabang dan pada cabang
tangkai ini terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai terdapat lebih
dari datu helaian daun. Daun dengan susunan yang demikian disebut daun majemuk
(folium compositum).
Menentukan perbedaan daun tunggal dan daun majemuk dilihat dari kedudukannya
pada batang. Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja,
maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Sedangkan jika tangkai daunnya
bercabang-cabang, maka daun tersebut dinamakan daun majemuk. Daun majemuk
secara keseluruhan merupakan struktur tunggal secara utuh yang terdiri dari
satu helaian daun (lamina) dan satu tangkai daun (petiolus). Struktur tunggal
tersebut termodifikasi menjadi beberapa helai daun disebut sebagai anak daun
(Rosanti.2013:37).
Bila dilihat
sekilas, satu tangkai daun majemuk terlihat sebagai beberapa tangkai daun yang
berukuran kecil. Perbedaan antara daun tunggal dan majemuk dapat dilihat
pada gambar 1 dan 2 (Rosanti.2013:37).
(a) (b)
Gambar 1. (a) Daun Majemuk Menyirip dan (b) Daun tunggal
yang duduk pada tangkai
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 2.
(a) Daun tunggal bertulang menjari dan
(b) Daun majemuk menjari
Gambar 1
memperlihatkan posisi daun pada batang suatu tumbuhan. Terlihat dengan jelas
posisi satu tangkai daun yang duduk pada batang. Perbedaan terletak pada jumlah
daun dalam satu tangkai daun. Pada gambar (a) terlihat dalam satu tangkai daun
terdapat beberapa anak daun, sedangkan pada gambar (b) terlihat dalam satu
tangkai daun hanya mendukung satu helai daun, hanya letaknya pada buku batang
berpasangan, seolah-olah seperti daun majemuk (Rosanti.2013:38).
Gambar 2 memperlihatkan suatu tangkai daun.
Perbedaan terletak pada jumlah daun dalam satu tangkai daun. Pada gambar (a)
terlihat dalam satu tangkai daun hanya mendukung satu helai daun tunggal yang
bertulang menjari, sedangkan pada gambar (b) terlihat dalam satu tangkai daun
terdiri dari banyak daun-daun kecil yang tersusun secara menjari. Daun daun
kecil inilah yang disebut sebagai anak-anak daun. Setiap helaian anak daun
didukung oleh satu tangkai anak daun (Rosanti.2013:38).
Banyak daun yang berukuran sangat besar merupakan daun
majemuk atau majemuk ganda. Adaptasi struktural ini memungkinkan daun yang
besar untuk menahan embusan angin yang kuat agar tidak mengalami terlalu banyak
sobekan. Hal itu mungkin juga dimaksudkan agar beberapa patogen (organisme dan
virus penyebab penyakit) yang menyerang daun hanya menyebar pada satu anak
daun, bukan keseluruh bagian daun (Campbell,
2008:318).
Pada suatu daun majemuk
dapat dibedakan bagian-bagian berikut (Tjitrosoepomo, 2009:50) :
1. Ibu
tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun
majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daunnya, masing-masing
dinamakan anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat
dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu
tulangnya, oleh karena itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang memiliki daun
majemuk, letaknya juga di atas pangkal ibu tangkai pada batang.
2. Tangkai
anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung
anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang
cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu di dalam ketiaknya tak pernah terdapat
suatu kuncup.
3. Anak
daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah
bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah-pisah. Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai
yang pendek saja atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun seledri
(Apium graveolens L.). Ada
kalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan jelas kelihatan,
misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax scutellarium Merr.)
Karena suatu daun
majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, maka dapat ditemukan
bagian-bagian lain seperti upih daun (vagina), seperti daun
pinang (Areca catechu L.) dan dapat pula ditemukan sepasang daun
penumpu, misalnya pada daun mawar (Rosa sp.) dan daun kacang kapri (Pisum
sativum L.) (Tjitrosoepomo, 2009:51).
Sebagai tambahan dapat juga dikemukakan
(Tjitrosoepomo, 2009:51):
a. Pada
satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya pun rontok
bersama-sama pula.
b. Pada
suatu daun majemuk terjadi pertumbuhan yang terbatas, artinya idak bertambah
panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu cabang biasnya selalu
bertambah panjang dan mempunyi sebuah kuncup di ujungnya.
Gambar 3.
Struktur daun majemuk
Gambar 4. Struktur daun majemuk menyirip
Gambar 5. Struktur daun majemuk
menjari
Ibu tangkai
daun (petiolus communis), merupakan
tempat melekatnya anak daun dan tangkainya. Anak daun (foliolum), yang terdiri dari lebih dari satu helai, yang didukung
oleh tangkai anak daun. Kadang-kadang anak daun tidak memiliki tangkai. Tangkai
anak daun (petiololus), merupakan
tempat melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak terlihat (Rosanti.2013:39).
Walaupun
demikian selalu ada hal-hal yang jika kurang seksama pemeriksaanya dapat
menyesatkan, misalnya (Tjitrosoepomo, 2009:52):
a) Pada pohon cerme (Phyllanthus
acidus Skeels) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua
pohon ini memiliki daun majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai agak lama masih
memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga anak daunnya mempunyai umur yang
berbeda, maka tidak luruh berbarengan. Sering dilihat anak daun pada pangkal
ibu tangkai sudah runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang
kelihatan segar (masih hijau).
Gambar
6. Cerme (Phyllanthus acidus Skeels)
b) Pada
tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L. ) dan katu (Sauropus androgynus
Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh
mendatar dari batang pokok dan terbatas pertumbuhannya (tidak bertambah panjang
lagi). Cabang-cabang berdaun ini akan dikira daun majemuk, tetapi dugaan itu
keliru karena dari ketiak daunnya pada waktu tertentu akan keluar bunga yang
kemudian jadi buah juga. Jika itu daun majemuk, maka tidak mungkin ditemukan
daun dan buah.
Gambar 7. Meniran (Phyllanthus
niruri L.)
Menentukan jenis daun
majemuk, yang harus diperlihatkan adalah posisi anak-anak daun terhadap ibu
tangkai daunnya (Rosanti.2013:40). Menurut susunan anak daun pada ibu
tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam beberaa golongan (Tjitrosoepomo,
2009:52) :
1. Daun
majemuk menyirip (pinnatus).
2. Daun majemuk
menjari (palmatus).
3. Daun
majemuk bangun kaki (pedatus).
4. Daun
majemuk campuran (digitato pinnatus).
Gambar
8. Macam-macam daun majemuk
2.2 Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
Sesuai dengan konsep ’menyirip’, daun majemuk
menyirip memiliki anak-anak daun yang tersusun di kiri dan kanan ibu tangkai
daun (petiolus communis). Biasanya
daun-daun majemuk menyirip memiliki ukuran anak daun yang kecil (Gambar 9.) (Rosanti.2013:40).
Gambar 9. Daun majemuk menyirip
pada meniran (kiri) dan asam (kanan)
Bila
diperhatikan secara terperinci, berdasarkan kedudukan anak daun pada
tangkainya, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu
daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus),
daun majemuk menyirip genap (abrupte
pinnatus) dan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus) (Rosanti.2013:40).
1. Daun Menyirip Beranak Daun Satu (Unifoliolatus)
Tanpa
penyelidikan yang teliti daun majemuk menyirip beranak daun satu tentu akan
disebut sebagai daun tunggal, tetapi disini tangkai daun memperlihatkan suatu
persendian (articulation), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu
tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga terdapat lebih dari satu
helaian daun, hanya saja yang lainnya telah tereduksi , sehingga tinggal satu
anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis
pohon jeruk ,a.i . jeruk besar (Citrus maxima Merr.) , jeruk nipis (Citrus
aurantifolia Sw.) (Tjitrosoepomo, 2009:55).
Gambar 10. Daun majemuk menyirip beranak daun satu pada
daun jeruk
2. Daun Majemuk Menyirip Genap (Abrupte Pinnatus)
Pada daun
majemuk menyirip genap, anak-anak daun tersusun dalam jumlah genap dikiri-kanan
ibu tangkai daun, sehingga tersusun secara berpasangan. Ciri lain untuk daun
majemuk yang memiliki jumlah anak daun sangat banyak dapat dilihat pada ibu
tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai daun terputus, maka dapat dipastikan
bahwa daun tersebut merupan daun majemuk menyirip genap. Contohnya dapat
dilihat pada daun asam (Tamarindus indica),
ketepeng (Casia tora), lamtoro (Leucaena glauca) (Rosanti.2013:41).
Gambar 11.
Daun majemuk menyirip genap pada daun lamtoro
3.
Daun Majemuk Menyirip Ganjil (Imparipinnatus)
Pada daun majemuk menyirip ganjil, anak-anak daun
tersusun dalam jumlah ganjil di kiri kanan ibu tangkai daun, sehingga tersusun
tidak berpasangan. Ciri lain untuk jumlah anak-anak daun sangat banyak dan
tidak bisa dihitung dapat dilihat pada ujung ibu tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai daun tidak
terputus dan ditemukan satu anak daun, maka dapat dipastikan bahwa daun
tersebut merupakan daun majemuk menyirip ganjil. Contohnya dapat dilihat pada
daun belimbing (Averrhoa belimbi),
mawar (Rosa sp.), katuk (Saoropus androgynus), angsana (Pterocarpus
indicus), cermai (Phyllanthus acidus)
dan sebagainya (Rosanti.2013:41).
Gambar
12. Daun majemuk menyirip ganjil
Selain itu
daun majemuk menyirip dapat dibedakan menurut duduknya anak-anak daun pada ibu
tangkai dan menurut besar kecilnya anak-anak daun pada satu ibu tangkai.
Sehingga dapat dikelompokkan menjadi (Tjitrosoepomo, 2009:56) :
a. Daun
majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, yaitu jika duduknya
anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.
Gambar
13. Daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun yang gasal pada Rosa sp.
b. Menyirip
berseling, yaitu jika anak daun pada ibu tagkai duduknya berseling.
Gambar
14. Daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun yang genap pada Litchi
chinensis Sonn.
c. Menyirip
berselang-seling (interrupte pinnatus),
yaitu anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang
lebar dengan passangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanum lycopersicum L.).
Gambar
15. Daun tomat (Solanum lycopersicum L.)
Pada suatu daun majemuk dapat dilihat, bahwa anak daun
tidak langsung duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai.
Dalam hal yang demikian daun majemuk dinamakan daun majemuk rangkap atau daun
majemuk ganda. Biasanya hanya daun menyiriplah yang dapat mempunyai sifat
tersebut. (Tjitrosoepomo, 2009:58)
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menjadi
daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus),
daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus),
dan daun menyirip ganda empat (quadrapinnatus)
(Rosanti.2013:42).
Pada daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), anak-anak daun duduk pada
cabang tingkat pertama dari ibu tangkai daun. Contohnya adalah daun asam (Tamarindus indica), lamtoro (Leucaena glauca), dan sebagainya (Rosanti.2013:42).
Gambar
16. Gambar detail daun majemuk menyirip ganda dua
Gambar 17.
Daun majemuk menyirip ganda dua pada
daun asam (Tamarindus indica)
Pada daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus) yang sketsanya
diperlihatkan pada Gambar 18, anak-anak daun berada pada cabang tingkat kedua
dari ibu tangkai daun. Contoh tanaman dengan daun majemuk menyirip ganda tiga
adalah sangitan (Sambucus javanica)
(Rosanti.2013:42).
Gambar
18. Sketsa daun majemuk menyirip ganda tiga
Pada daun majemuk menyirip ganda empat (quadrapinnatus), anak-anak daun berada
pada cabang tingkat ketiga dari ibu tangkai daun. Contohnya dapat dilihat pada
daun kelor (Moringa oleifera) yang
ditunjukkan pada gambar 1.13 (Rosanti.2013:43).
Gambar
19. Daun majemuk menyirip ganda empat pada Moringa
oleifera.
Pada
umunya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga. Daun yang
menyirip ganda dibedakan lagi dalam (Tjitrosoepomo, 2009:59):
a.
Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada
satu anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai. Biasanya yang termasuk kelompok
ini adalah daun majemuk yang menyirip genap. Contoh dari daun majemuk menyirip
genap ganda dua dengan sempurna adalah bunga merak (Caesalpinia pulcherrima
Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena glauca Benth).
Gambar
20. Daun Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.)
b.
Menyirip ganda tidak
sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya.
Kelompok daun ini biasanya hanya daun majemuk yang menyirip gasal saja. Contoh
dari daun majemuk meyirip gasal ganda dua tidak sempurna yaitu daun kirinyu (Sambucus
javanica Bl.) dan daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna
contohnya daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)
(a)
(b)
Gambar 21. (a) Daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.) dan (b) Daun
kelor (Moringa oleifera Lamk.)
2.3 Daun Majemuk Menjari (Palmatus
atau Digitatus)
Cara untuk
menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun majemuk menjari, hampir
sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari. Pada daun majemuk menjari,
yang harus diperhatikan adalah susunan ana-anak daun yang berpencar dari ujung
ibu tangkai daun, seperti pada jari-jari tangan (Rosanti.2013:43).
Daun
majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak daunnya. Jika anak
daun berjumlah dua, maka daun majemuk seperti ini dinamakan daun majemuk
menjari beranak daun dua (bifolialatus), di mana pada ujung ibu tangkai daun
terdapat dua anak daun, misalnya daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.) (Rosanti.2013:43).
Gambar
22. Daun majemuk menjari beranak daun dua pada Cynometra cauliflora L.
Jika anak
daun berjumlah tiga, maka daun majemuk seperti ini dinamakan daun majemuk
menjari beranak daun tiga (trifoliolatus),
di mana pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya karet (Hevea brasiliensis L.) (Rosanti.2013:43).
Gambar
23. Daun majemuk menjari beranak daun tiga pada Hevea brasiliensis
Jika anak
daun berjumlah lima, maka daun majemuk seperti ini dinamakan daun majemuk
menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus),
di mana pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.) (Rosanti.2013:44).
Gambar
24. Daun majemuk menjari beranak daun lima
Jika anak daun berjumlah tujuh, maka daun majemuk
seperti ini dinamakan daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), di mana ada tujuh
anak daun pada ujung ibu tangkainya, misalnya daun kapuk (Ceiba petandra Gaertn.) (Rosanti.2013:44).
Gambar
25. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh
Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun
atau lebih, maka dapat dikatakan saja beraanak daun banyak (polyfoliolatus), tidak usah lagi dihitung jumlah anak daun yang
tepat, seperti misalnya pada daun randu (Ceiba
pentandra Gaerthn.) dan daun walisongo (Schefflera
grandiflora) (Tjitrosoepomo,
2009:62).
Gambar 26.
Daun majemuk menjari beranak daun banyak pada daun walisongo
Seperti halnya dengan daun majemuk menyirip yang
menyiripnya dapat bersifat ganda, maka dapat pula terjadi daun majemuk menjari
yang bersifat ganda, misalnya daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus) yaitu Aegopodium dan Aquilegia vulgaris (Tjitrosoepomo, 2009:63)
(a) (b)
Gambar
27. (a) Daun Aegopodium dan (b) Daun Aquilegia vulgaris
2.4 Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)
Susunan
daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun majemuk menjari.
Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang biasanya terletak di
dekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai
anak daun disampingnya, sehingga
seolah-olah memiliki kaki yang menunjang daun di sampingnya. Daun majemuk
bangun kaki biasanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan dari familia Araceae,
seperti daun raspberi (Rubus sp.),
arisema (Arisaema filiforme) (Rosanti.2013:45).
Gambar 28.
Struktur daun majemuk bangun kaki pada Arisaema
sp.
Gambar
29. Daun majemuk bangun kaki pada
raspberi (Rubus sp.)
2.5 Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Struktur
daun majemuk ini merupakan perpaduan dari daun majemuk menjari dan daun majemuk
menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun tersusun cabang-cabang yang
terpencar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut duduk anak-anak daun yang
tersusun menyirip. Karena itulah daun majemuk seperti ini disebut sebagai daun
majemuk campuran. Contoh tumbuhan yang memiliki daun majemuk seperti ini adalah
daun putri malu (Mimosa pudica) (Rosanti.2013:46).
Gambar 30. Daun majemuk campuran pada daun putri malu (Mimosa pudica)
Jika diteliti benar, ternyata daun sikejut tidak
merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip
genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun diletak kedua pasang cabang
ibu tangkainya tadi sedemikian dekat satu ama lain, hingga seakan-akan terdapat
empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya (Tjitrosoepomo, 2009:63).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari
pembahasan dalam makalah ini antara lain :
1.
Daun majemuk adalah daun yang memiliki susunan tangkainya
bercabang-cabang dan pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun, sehingga
pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun.
2.
Ciri-ciri daun majemuk yaitu :
a.
Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi
bersama-sama dan biasanya pun rontok bersama-sama pula.
b.
Pada suatu daun majemuk terjadi pertumbuhan yang
terbatas, artinya idak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai
kuncup. Suatu cabang biasnya selalu bertambah panjang dan mempunyi sebuah
kuncup di ujungnya.
3.
Jenis-jenis daun majemuk menurut susunan anak daun pada
ib tangkainya, antara lain :
a.
Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
b.
Daun Majemuk Menjari (Palmatus)
c.
Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)
d.
Daun Majemuk Campuran (Digitato Pinnatus)
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan
pembahasan yang lebih mendalam terkait daun majemuk sehingga informasi yang
disajikan akan lebih lengkap. Selain itu perlu dilakukan pengamatan secara
langsung tentang jenis-jenis daun majemuk.
Langganan:
Postingan (Atom)